بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي رفع أهل طاعته بفضله وخفض اهل المعصية والغفلة بعدله والصلاة والسلام على من نصبه الله للرسالة العامة, وعلى اله وصحبه الذين تابعوه حزبا وسلما مع امتلاء قلوبهم بالمحبة التامة, أما بعد:
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji bagi Allah dzat yang telah mengangkat orang-orang yang taat dengan anugrahNya dan merendahkan orang-orang ahli ma’siat dan lalai dengan keadilanNya, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada manusia yang dijadikan oleh Allah sebagai utusan bagi seluruhnya, dan semoga tercurahkan kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, yaitu orang-orang yang mengikutinya dalam keadaan perang maupun damai serta hatinya penuh dengan cinta yg sempurna.
الكلام هو اللفظ المركب المفيد بالوضع
Kalam yaitu lafadz yang tersusun, yang memberi faidah dengan asal kejadiannya.
(الكلام) بفتح الكاف لغة كل ما أفاد من كتابة أو إشارة أو عقد أو نصب أو لسان حال. واصطلاحا ما تركب من كلمتين وأفاد كزيد قائم, فإنه تركب من كلمتين الأولى زيد والثانية قائم, وأفاد ثبوت القيام لزيد. والكلام عند الفقهاء كل ما أبطل الصلاة من حرف مفهم كقِ, أو حرفين وإن لم يفد كلَمْ. وعند المتكلمين عبارة عن المعنى القديم القائم بذاته تعالى. وعند الأصوليين هو اللفظ المنزل على محمد صلى الله عليه وسلم للإعجاز بأقصر سورة منه المتعبد بتلاوته.
(kalam) dengan dibaca fathah huruf Kaf-nya secara etimologi ialah setiap sesuatu yang memberikan faidah baik berupa tulisan, isaroh, ikatan (aqdun), rambu-rambu atau perilaku. Kalam menurut istilah Ahli Nahwu yaitu; lafadz yang disusun dari dua kalimah dan berfaidah/memberikan kefahaman seperti lafadz زَيْدٌ قَائِمٌ (zaid berdiri), lafadz زَيْدٌ قَائِمٌ ini tersusun dari dua kalimah, yang pertama ialah lafadz زَيْدٌ dan yang kedua yaitu lafadz قَائِمٌ, dan lafadz زَيْدٌ قَائِمٌ ini memberikan faidah yaitu tetapnya hukum berdiri bagi zaid. Kalam menurut Ulama Ahli Fiqh yaitu; setiap lafadz yang membatalkan sholat baik satu huruf yang memberikan kefahaman seperti lafadz قِ, atau dua huruf walaupun tidak memberi pemahaman/ tidak mempunyai arti seperti lafadz لَمْ. Kalam menurut Ulama Ahli Tauhid (Kalam) ialah sebutan/ungkapan bagi suatu sifat yang qodim (dahulu tanpa permulaan) yang berada pada dzatnya Allah. Dan kalam menurut Ahli Usul ialah lafadz yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengalahkan musuh dengan lebih ringkas/pendeknya surat yang membacanya termasuk ibadah.
(اللفظ) معناه لغة الطرح والرمي تقول لَفَظَتْ الرَحَى الدَقِيْقَ ولَفَظَ فُلانٌ النَوَاةَ إذَا رَمَاهَا. واصطلاحا هو الصوت المشتمل على بعض الحروف الهجائية التي أولها الألف وآخرها الياء مثاله زَيْدٌ.
(Lafadz) artinya lafadz secara bahasa ialah membuang seperti ucapan kamu لَفَظَتْ الرَحَى الدَقِيْقَ (gilingan mengeluarkan/membuang tepung) dan lafadz ولَفَظَ فُلانٌ النَوَاةَ إذَا رَمَاهَا (fulan membuang/mengeluarkan biji kurma ketika dia membuangnya). Dan lafadz menurut istilah ahli nahwu yaitu suara yang mengandung sebagian huruf-huruf hijaiyah, yang awalnya berupa alif dan di ahiri dengan ya’ contohnya lafadz زَيْدٌ.
(المركب) من كلمتين فأكثر تركيبا إسناديا، بخلاف الإضافي كعَبْدِ اللهِ ولمزجي كبَعْلَبَكَ والتوصيفي.
(Murokab) baik disusun dari dua kalimah atau lebih, dengan susunan Isnadi (penisbatan/penyandaran hukum yang menjadi kesempurnaan faidah) berbeda dengan Tarkib Idhofi (susunan lafadz yang terdiri dari mudlof dan mudlof ilaih) seperti lafadz عَبْدُ اللهِ (hamba Allah). Dan Tarkib Mazji (dua kalimah yang disusun dan dijadikan satu kalimah) seperti lafadz بَعْلَبَكَ (asalnya dari lafad بَعْلٌ dan بَكٌ artinya berhawa sejuk/nama daerah dinegri syam). Dan Tarkib Tausifi (susun dua kalimah dan lafadz yang kedua menjelaskan makna lafadz yang pertama seperti lafadz خَاتَمُ حَدِيْدٍ (cincin besi).
(المفيد) أي المفهم معنى يحسن السكوت عليه بحيث لايبقى للسامع إنتظار مقيد به، فلايضر إحتياجه إلى المتعلقات من المفاعيل.
(Al-mufid) artinya lafadz yang memberi kefahaman pada makna, yang diamnya mutakalim dan sami dianggap bagus, sekiranya tidak menunggu yang di qoyyidi (ditentukan dengan menunggu yang sempurna), maka tidak bahaya kebutuhannya sami’/pendengar kepada sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan orang (Mafail).
(بالوضع) يعني العربي خرج به كلام الترك والتكرور وكلام الهنود مما ليس بعربي، ويصح أن يفسر الوضع بالقصد فيدخل كلام ترك والتكرور ونحوه، فإنه يسمى كلام لوجود القصد فيه.
(Bil-wad’i) Musonif mengharapkan lafadz الوضع ialah bahasa Arab, keluar dari bahasa Arab yaitu bahasa Turki, Takrur, Hunud (india), dan sesamanya dari bahasa-bahasa selain bahasa Arab. Dan sah menafsiri lafadz الوضع dengan Qasdun (tujuan), maka masuklah bahasa Turki, Takrur, dan bahasa-bahasa yang lain, maka dari itu bahasa turki dan bahasa lain bisa dinamai Kalam karna wujudnya Qosdu dalam bahasa tersebut.
وأقسامه ثلاثة إسم وفعل وحرف جاء لمعنى
Kalam dibagi menjadi Tiga, yaitu kalimah isim, fiil, dan huruf yang datang untuk menunjukan makna.
(اسم) معناه اصطلاحا كلمة دلت على معنى في نفسها ولم تقترن بزمان وضعا كزَيْدٍ. وحكمه الإعراب وما جاء منه مبنيا فهو على خلاف الأصل.
(Ismun) artinya isim secara istilah ialah kalimah yang menunjukan makna dengan sendirinya (tanpa membutuhkan lafadz lain) dan tidak di sertai zaman secara wado’ (asal kejadianya). Seperti lafadz زَيْدٌ. Hukumnya isim itu Mu’rob (berubah-rubah), dan ketika isim itu Mabni (tidak berubah-ubah), maka isim tersebut membedai hukum asal.
(فعل) معناه لغة الحدثُ كالضَرْبِ والقَتْلِ، واصطلاحا كلمة دلت على معنى في نفسها مقترنة بأحد الأزمنة الثلاثة وضعا، وذلك كقَامَ فإنه كلمة دلت على معنى في نفسها وهو القيام، واقترنت بزمان الماضي، ويَضْرِبُ فإنه كلمة دلت على معنى في نفسها وهو الضرب واقترنت بزمان الحال والاستقبال، واضْرِبْ فإنه كلمة دلت على معنى في نفسها وهو الضرب، واقترنت بزمان الحال، وحكمه البناء وما جاء منه معربا فهو على خلاف الأصل.
(Fi’lun) artinya fiil secara etimologi ialah al-hadsu (pekerjaan) seperti lafad الضَرْبُ (memukul) dan lafadz القَتْلُ (membunuh). Menurut istilah ahli Nahwu isim yaitu kalimah yang menunjukan makna dengan sendiri, dengan disertai salah satu dari tiga zaman (madli, hal dan istiqbal) secara wado’. Contoh seperti lafadz قَامَ (sedang berdiri), lafadz قَامَ ini menunjukan arti dengan sendiri yaitu arti berdiri, dan bersamaan dengan zaman madli (masa lampau), dan lafadz يَضْرِبُ (sedang/akan memukul), lafadz يَضْرِبُ ini adalah kalimah yang menunjukan arti dengan sendiri yaitu memukul, dan bebarengan zaman hal (sekarang) dan zaman istiqbal (yang akan datang). Dan juga lafadz اضْرِبْ (pukullah), lafadz اضْرِبْ ini adalah kalimah yang menunjukan arti dengan sendiri yaitu arti memukul, dan berbarengan zaman Hal. Hukumnya kalimah fiil itu mabni, dan ketika ada fiil yang berupa mu’rob, maka fiil tersebut membedai dengan hukum asal.
(حرف) فمعناه لغة الطرَف بفتح الراء، وأما معناه اصطلاحا فهو كلمة دلت على معنى في غيرها ولم تقترن بزمان كمِنْ بكسر الميم، فإنها كلمة دلت على معنى في غيرها وهو الإبتداء مثلا، وهذا لا يفهم منها إلا بإنضمامها إلى غيرها وحكمه البناء.
(Harfun) artinya secara bahasa yaitu at-thorfu (pinggir/tepi), dan maknanya huruf secara istilah ialah kalimah yang menunjukan makna dengan membutuhkan kalimah lain, dan tidak disertai zaman, seperti lafadz مِنْ, lafadz مِنْ ini menunjukan makna dengan membutuhkan kalimah lain yaitu makna ibtida/permulaan, jika dikumpulkan dengan lafadz yang lain, hukumnya huruf itu mabni.
(جاء لمعنى) أي وضع ليدل على المعنى كمِنْ فإنها تدل على المعنى وهو الإبتداء.
(Ja’a Lima’na) artinya huruf itu dicetak untuk menunjukan makna, seperti halnya lafadz مِنْ itu menunjukan arti, ialah ibtida’ (permulaan).
mungkin cukup ampai dinisi dulu, untuk posting selanjutnya silah kan dibaca kelanjutanya dengan judul
ciri-ciri kalimah isim dan fi'il. sampaijumpa di posting selanjutnya yah :)
EmoticonEmoticon