المرفوعات سبعة, وهي الفاعل والمفعول الذي لم يسم فاعله والمبتدأ وخبره واسم كان واخواتها وخبر إِنَّ وأخواتها والتابع للمرفوع, وهو أربعة أشياء النعت والعطف والتوكيد والبدل
Disini di jelaskan bahwa Isim-isim yang dibaca rofa’ ada 7 (tujuh), yaitu; yang pertama fail, kedua maf’ul yang tidak menyebutkan failnya, ketiga mubtada, keempat hobarnya mubtada, kelima isimnya كان dan saudara-saudaranya, keenam khobarnya إِنَّ dan saudara-saudarnya, ketujuh Lafadz-lafadz yang mengikuti pada isim-isim yang dibaca rofa’ yaitu ada empat; Na’at, Athof, Taukid dan Badal.
(التابع للمرفوع) اعلم أنه اذا اجتمعت هذه التوابع قدم النعت ثم البيان ثم التوكيد ثم البدل ثم عطف النسق, تقول جاء زيدٌ العاقلُ أبوعبدِ اللهِ نفسُهُ أَخُوْكَ وَعَمْرٌو
(Tabi’ limarfu) ketahuilah..! sesungguhnya ketika Tawabi’ (Na’at, Athof, Taukid, dan Badal) ini kumpul semua, maka yang didahulakn adalah Na’at, kemudian Athof bayan, Taukid, Badal, dan Athof Nasaq. Maka kamu ucapkan جَاءَ زَيْدٌ العَاقِلُ أَبُوْعَبْدِ اللهِ نَفْسُهُ أَخُوْكَ وَعَمْرٌو (Telah datang zaid, yang berakal, yaitu abu abdillah, dirinya sendiri, yaitu saudaramu dan umar).
Pembahasan Fa'il
Fail yaitu kalimah Isim yang dibaca Rofa’, yang sebelumnya menyebutkan failnya, fail dibagi menjadi Dua, yaitu; fail isim dhohir, dan fail isim dlomir, yang berupa isim dhohir contohnya seperti ucapanmu قَامَ زَيْدٌ (zaid telah berdiri), يَقُوْمُ زَيْدٌ (zaid akan/sedang berdiri), قَامَ الزَيْدَانِ (dua zaid telah berdiri), يَقُوْمُ الزَيْدَانِ (dua zaid akan/sedang berdiri), قَامَ الزَيْدُوْنَ (banyak zaid telah berdiri), الزَيْدُوْنَ يَقُوْمُ (banyak zaid akan/sedang berdiri), قَامَ أَخُوْكَ (saudaramu telah berdiri), يَقُوْمُ أَخُوْكَ (saudaramu akan/sedang berdiri). Dan fail yang berupa isim dlomir ada 12 (dua belas), yaitu seperti contoh ucapanmu ضَرَبْتُ (saya memukul), ضَرَبْنَا (kita mumukul), ضَرَبْتَ (kamu”laki-laki”memukul), ضَرَبْتِ (kamu”perempuan”memukul), ضَرَبْتُمَا kamu dua”laki-laki/perempuan” memukul), ضَرَبْتُمْ (kalian”laki-laki” memukul), ضَرَبْتُنَّ (kalian “perempuan” memukul), ضَرَبَ (dia “laki-laki” memukul), ضَرَبَتْ (dia “perempuan” memukul), ضَرَبَا (dia “laki-laki” memukul), ضَرَبُوْا (mereka “laki-laki” memukul), ضَرَبْنَ (mereka “perempuan” memukul).
halini seperti yang tercantum dalam kitab aljurumiyyah sebagai berikut :
الفاعل هو الإسم المرفوع المذكور قبله فعله, وهو قسمين ظاهر ومضمر, فالظاهر نحو قولك قَامَ زَيْدٌ ويَقُوْمُ زَيْدٌ وقَامَ الزَيْدَانِ ويَقُوْمُ الزَيْدَانِ وقَامَ الزَيْدُوْنَ ويَقُوْمُ الزَيْدُوْنَ وقَامَ أَخُوْكَ ويَقُوْمُ أَخُوْكَ, والمضمر إثنا عشر نحو قولك ضَرَبْتُ وضَرَبْنَا وضَرَبْتَ وضَرَبْتِ وضَرَبْتُمَا وضَرَبْتُمْ وضَرَبْتُنَّ وضَرَبَ وضَرَبَتْ وضَرَبَا وضَرَبُوْا وضَرَبْنَ
Keterangan :
(الإسم المرفوع الخ) أي اصطلاحا, وأما معنى الفاعل لغة فهو مَنْ أوجد الفعل.
(isim marfu’ …) artinya itu fail secara istilah (kalimah Isim yang dibaca Rofa’, yang sebelumnya menyebutkan failnya), dan maknanya fail secara etimologi ialah orang yang mewujudkan / mengerjakan pekerjaan.
(المذكور قبله فعله) خرج بذلك المبتدأ فإنه لم يذكر قبله عامل لفظي.
(Al-madzukur …) keluar dari itu ialah mubtada’, sesungguhnya mubtada’ itu sebelumnya tidak disebutkan amil lafdzinya.
(والمضمر اثنا عشر) اثنان للمتكلم وخمسة للحاضر وخمسة للغائب.
(Al-mudmar …) yang Dua menunjukan arti mutakalim (ضَرَبْتُ “saya memukul”, ضَرَبْنَا “kita mumukul”), yang Lima menunjukan Hadir/muhotob (ضَرَبْتَ kamu”laki-laki”memukul, ضَرَبْتِ kamu”perempuan”memukul, ضَرَبْتُمَا kamu dua”laki-laki/perempuan” memukul, ضَرَبْتُمْ kalian”laki-laki” memukul, ضَرَبْتُنَّ kalian “perempuan” memukul), dan yang Lima untuk Ghoib (ضَرَبَ dia “laki-laki” memukul, ضَرَبَتْ dia “perempuan” memukul, ضَرَبَا dia “laki-laki” memukul, ضَرَبُوْا mereka “laki-laki” memukul, ضَرَبْنَ mereka “perempuan” memukul).Penjelasan Na'ibul Fail
Dalam kitab aljurumiyyah ini diterangkan dengan judul yang ber beda ketika di jurumiyyah pengarangnya menyebutkan dengan bab maful yang tidak disebutkan failnya.
berikut kutipan dari kitab Aljurumiyyah :
باب المفعول الذي لم يسم فاعله
وهو الإسم المرفوع الذي لم يذكر معه فاعله؛ فإن كان الفاعل ماضيا ضمّ أوّله وكسر ما قبل الآخر, وإن كان مضارع ضمّ أوله وفتح ما قبل الآخر, وهو على قسمين؛ ظاهر ومضمر, ضُرِبَ زيدٌ ويُضْرَبُ زيدٌ وأُكْرِمَ عمرٌو ويُكْرَمُ عمرٌو, فالمضمر إثنا عشر نحو قولك ضُرِبْتُ وضُرِبْنَا وضُرِبْتَ وضُرِبْتِ وضُرِبْتُمَا وضُرِبْتُمْ وضُرِبْتُنَّ وضُرِبَ وضُرِبَتْ وضُرِبَا وضُرِبُوْا وضُرِبْنَ
Yang dinamakan Maf’ul al-ladzi Lam Yusamma Failuhu (Naibul Fail) yaitu; kalimah isim yang dibaca rofa’ yang tidak menyebutkan fail bersamannya, jika Fi’ilnya berupa fi’il madli, maka dibaca dhommah huruf awalnya dan dibaca kasroh huruf seblum ahirnya. Jika fiilnya berupa fiil mudori’, maka dibaca dhommah huruf awalnya dan dibaca fathah huruf sebelum ahirnya, Maf’ul ini dibagi menjadi dua, ada yang berbentuk isim dhohir dan isim dlomir. Yang berupa isim dhohir contohnya seperti ucapanmu ضُرِبَ زيدٌ (zaid sudah dipukul), يُضْرَبُ زيدٌ (zaid akan/sedang dipukul), أُكْرِمَ عمرٌو (umar sudah dimulyakan), يُكْرَمُ عمرٌو (umar akan/sedang dimulyakan). Dan yang berupa isim dlomir contoh seperti ucapanmu (ada dua belas) yaitu; ضُرِبْتُ (saya dipukul), ضُرِبْنَا (kita dipukul), ضُرِبْتَ (kamu “seorang laki-laki” dipukul), ضُرِبْتِ (kamu “seorang perempuan” dipukul), ضُرِبْتُمَا (kamu berdua “laki-laki/perempuan” dipukul), ضُرِبْتُمْ (kalian “laki-laki” dipukul), ضُرِبْتُنَّ (kalian “perempuan” dipukul), ضُرِبَ (dia “seorang laki-laki” dipukul), ضُرِبَتْ (dia “seorang perempuan” dipukul), ضُرِبَا (dia berdua “laki-laki” dipukul), ضُرِبُوْا (dia “banyak laki-laki” dipukul), dan ضُرِبْنَ (dia “banyak perempuam” dipukul).
(الذي لم يذكر معه فاعله) أي الذي حذف فاعله وأقيم مفعوله مقامه في رفعه بعد أن كان منصوبا وصار عمدة بعد أن كان فضلة ووجوب تأخره عن الفعل بعد أن كان جائزه واتصاله بالفعل بعد أن كان جائز الإنفصال وتأنيث الفعل لتأنيثة.
(Al-ladzi Lam …) artinya yaitu klaimah fiil yang dibuang failnya, dan menempatkan maf’ul ditempatnya fail, dalam segi rofa’nya yang sebenarnya maf’ul dibaca nasob, menjadi pokok (‘umdah) setelah adanya maf’ul itu sebenarnya lebihan (fudlah), wajib mengahirkan maf’ul dari fiilnya yang sebenarnya maf’ul itu hukumnya jaiz, wajib bersambungnya maf’ul dengan fiilnya yang sebenarnya maf’ul itu boleh terpisah dari fiilnya, dan wajib menta’niskan (memuanaskan) fiil karena ta’nisnya maf’ul.Mungkin cukup sekian pembahasan mengenai isim-isim yang dibaca rofa,untuk mengetahui isim yang di baca rofa slan jutnya insya alloh akan kita bahas di posting selanjutnya.
1 komentar:
Write komentarTerima kasih atas ilmumya.Sangat bermanfaat sekali
ReplyEmoticonEmoticon